CILACAP.INFO – Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) tidak hanya solid mengawal para kiai dan menjaga keutuhan NKRI. Akan tetapi juga solid dalam berbagai hal.
Sebagai tentara NU, meski kerap kali ada tanggapan bahwasanya ada perbedaan antara banser satu dan lainnya, namun faktanya hal tersebut tidaklah benar. Karena sejatinya Banser itu pasti satu komando dan tidak ada kata banser Garis Lurus dan Banser Liberal. yang ada hanya Banser Nahdlatul Ulama.
Membahas mengenai Tentara NU satu ini, CILACAP.INFO – ingin mengisahkan fakta tentang kosolidan antara Banser Majenang Cilacap dengan Banser Purworejo.
Solidnya Banser Majenang Cilacap dengan Banser Purworejo
Kisah kesolidan Banser NU ini bermula dari insiden kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Kutoarjo Purworejo pada Senin 12 Agustus 2019 kemarin.
Ceritanya sebuah Minibus Suzuki APV yang dikemudikan Saeful Aziz (23) warga asal Mulyasari Kecamatan Majenang melaju hendak ke bandara Adi Sucipto Yogyakarta mengantar saudaranya untuk terbang ke hongkong jadi TKI. Namun saat di perjalanan tepatnya di Jalan Kutoarjo, sebuah Truk merk Hino tiba-tiba saja melaju dari arah timur hendak menyalip kendaraan yang ada di depannya.
Namun truk tersebut memakan jalur berlawanan, yang pada saat bersamaan melaju Minibus Suzuki APV yang dikemudikan Saeful Aziz.
Saeful Aziz yang mengemudikan mobil APV itupun lantas terkejut dan berusaha menghindari laju truk tersebut, truk itu menyerempet mobil APV.
Aziz pada saat itu terpaksa banting stir ke sisi kanan, namun saat bersamaan juga melaju Bus Sumber Alam. Sehingga kecelakaan beruntun pada Senin pagi itu tidak bisa dihindarkan.
Dalam insiden dan peristiwa tersebut, 1 penumpang Suzuki APV meninggal dunia yang tidak lain ayah dari Saeful Aziz yakni Mat Kosim (57) warga Cigobang Majenang. Mat Kosim diketahui duduk di bangku sebelah kiri dari sang anak yang juga menjadi sopir.
Nasib nahas menimpa Mat Kosim. Ayahnya meninggal dunia namun anaknya Saeful Aziz justru ditahan oleh jajaran kepolisian Purworejo.
Sudah ditahan, ia pun tidak melihat sang ayah disemayamkan. Saeful Aziz merasa tak bersalah karena pada saat itu ia mengendarai mobilnya dengan benar. Sang Ibu pun menangis, sudah kehilangan Suami, sang anak malah ditahan.
Maka ibunda Saeful Aziz mengadukan hal itu kepada Komandan Banser NU Majenang Haji Mukhtar atau akrab disebut Haji Utar.
Mengetahui hal tersebut, Haji Utar kemudian berkoordinasi dengan Banser Purworejo untuk membantu menyelesaikan perkara tersebut.
Kedua Banser dari 2 daerah ini sekaligus membuktikan bahwa Banser Nahdlatul Ulama itu solid.
Tanggapan Gusdurian Majenang
Melihat kompaknya Banser NU, Haji Murtadlo selaku Ketua Gus Durian Majenang dan juga Banser Senior X-26 Majenang Cilacap mengatakan. Saya salut akan kesolidan Banser NU. Inilah bukti bahwa Banser itu satu, satu Komando.
“Bukan masalah kasus yang sedang terjadi, akan tetapi saya sangat salut dengan kesolidan banser NU. Inilah Barisan Ansor Serbaguna, bukan hanya mengawal kiai dan menjaga keutuhan NKRI, tapi juga dalam ranah sosial lainnya, Banser hadir siap sedia membantu,” Ucap Haji Murtadlo.