Legenda Waduk Naga Wangsa Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten

ikon waduk kubangkung
ikon waduk kubangkung

“Kang… Kang… Kang Samun, ini benda apa, Kang? Kok seperti telur,” Samin berteriak-teriak memanggil kakaknya.

Dengan tergopoh-gopoh Samun berlari mendatangi adiknya yang kelihatan panik karena melihat sesuatu. Setelah sampai di dekat adiknya, Samun lalu memerhatikan benda itu.

“Itu kok seperti telur.”
“Ya Kang, itu memang seperti telur.”
“Ya sudah, ambillah. Telur itu menjadi milikmu karena kamu yang pertama kali menemukannya.”

“Tapi… aku tidak berani megambilnya, Kang. Aku takut. Aku takut kalau telur itu beracun. Setelah saya sentuh, saya keracunan lalu mati. Tidak, Kang, aku tidak berani,” sahut sang adik dengan muka yang ketakutan.

“Baiklah kalau begitu. Aku punya usul.”
“Apa itu, Kang?”
“Telur itu kamu yang menemukan, tapi aku yang ambil. Bagaimana kalau nanti telur itu kita bagi dua, setuju?”

“Setuju Kang, setelah sampai di rumah telur itu kita masak. Kita bagi empat, seperempat bagian untuk Bapak, seperempat untuk ibu, seperempat untuk Kang Samun, dan yang seperempatnya lagi untuk saya.”

Samun kemudian mengambil telur itu. Telur itu memang tidak seperti telur-telur biasa. Telur itu memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki cangkang yang sangat kuat.

“Coba aku lihat, Kang!” kata Samin setelah telur itu ada di tangan Samun.

“Ini seperti telur ular, Kang. Tapi, yang aneh, mengapa telur ular sebesar ini ya? Jangan-jangan ini telur ular naga, Kang. Apa tidak lebih baik kita tinggalkan aja, Kang?”

“Ach… kamu ini, Samin. Biarpun telur ular kalau sudah dimasak yang tetap enak.”

Lalu mereka pulang ke rumah dengan membawa telur itu. Sesampainya di rumah telur itu diperlihatkan kepada Ki Demang. Ki Demang keheranan. Baru kali ini dia melihat telur sebesar itu.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait