Menilik Kisah dan Riwayat Syaikh Sufyan Tsauri Cigaru Majenang

cilacap info featured
cilacap info featured

Setelah 6 (enam) tahun di Pesantren Tremas, Syekh Sufyan Tsauri pulang ke Limbangan Wanareja tempat dimana ia dibesarkan. Syekh Sufyan Tsauri muda sudah bercita-cita ingin menyumbangkan Ilmunya kepada masyarakat, mengembangkan karier keilmuan sebagai seorang muballigh penganjur Islam.

Pada saat itu, di Cigaru, Majenang, Cilacap, sudah berdiri sebuah Pondok Pesantren yang diasuh Kyai. H. Abdulmadjid. Seiring usianya yang sudahlanjut, KH. Abdul Madjid mencari seorang pengganti sampai kemudian menemukan pemuda Sufyan Tsauri di Desa Limbangan Wanareja, dan memintanya untuk mencurahkan tenaga dan Ilmunya dengan mengajar di pondok Pesantren Cigaru. Tawaran itu diterima dan Syekh Sufyan Tsauri mulai mengajar di pondok Pesantren Cigaru.

Sufyahn Tsauri muda kemudian dijodohkan dengan Siti Marchamah, puteri dari K. Abdul Majdid. Setelah pernikahan berlangsung, Syekh Sufyan Tsauri kembali menuju Pondok Pesantren Tremas di Pacitan untuk memperdalam Ilmu Pengetahuan Islam selama 3 (tiga) tahun. Setelah itu Syekh Sufyan Tsauri kembali ke Cigaru dan mengabdikan Ilmunya dengan sepenuh hati. Pada tahun 1927, Syekh Sufyan Tsauri berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji.

Ketika pertama kali Syekh Sufyan Tsauri memasuki Pondok Pesantren Cigaru, kondisinya masih sangat sederhana. Masjid dan Pondok masih beratap alang-alang. Santrinya masih sedikit. Berkat ketekunan Syekh Sufyan Tsauri, santrinya bertambah banyak. Pada tahun 1935, jumlah santri mencapai 880 orang yang berasal dari dalam dan luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. Syekh Sufyan Tsauri mengajarkan Kitab Tafsir, Hadits, Fiqh, Aqoid dan Tasawuf serta Ilmu Alat lainnya.

Untuk ukuran kondisi Pondok Pesantren di era Pendudukan Penjajah, Keberadaan Pesantren Cigaru termasuk berkembang pesat dan semakin dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat Majenang khususnya. Hal itu terjadi sampai dengan peristiwa pendudukan Jepang. Pada saat itu, Syekh Sufyan Tsauri merasa perlu untuk terjun, bersama para santrinya, untuk berjuang mmempertahankan kemerdekaan Indonesia. Syekh Sufyan Tsauri pun turun mempelopori Perjuangan untuk memimpin Umat Islam Majenang dalam melawan Penjajah.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait