Legenda Waduk Naga Wangsa Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten

ikon waduk kubangkung
ikon waduk kubangkung

“Kang… Kang Samun… kamu mau ke mana?”

Samun tidak mempedulikan panggilan adiknya. Dia tetap berlari dan terus berlari menuju ke waduk untuk mendinginian tubuh dan tenggorokannya. Setelah sampai di tepi waduk, Samun langsung meng ambil air dan minum air waduk itu. Akan tetapi, keanehan terjadi setelah minum air waduk itu rasa panas yang dia alami tidak hilang, melainkan malah semakin menjadi-jadi.

“Lho mengapa tubuhku menjadi panas sekali? Padahal, aku sudah minum air untuk mendinginiannya.” Kembali Samun meminum air waduk itu. Namun, betapa terkejutnya Samun. Setelah ia minum beberapa teguk, ia melihat tubuhnya ke luar sisik.

Samun sangat ketakutan dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Iapun melihat wajahnya di dalam air waduk yang jernih itu. Betapa terkejutnya dia karena seluruh wajahnya sudah dipenuhi sisik.

“Hah… mengapa dapat seperti ini, mengapa wajah dan seluruh tubuhku dipenuhi dengan sisik seperti ini?” Samun sangat ketakutan dan panik melihat perubahan tubuhnya.

“Mengapa rasa panas ini tidak kunjung hilang, padahal aku sudah minum air sebanyak-banyaknya.”

Karena tidak kuat menahan rasa panas di tubuhnya, Samun lalu menceburkan diri ke dalam waduk. Pada saat itu juga tubuhnya berubah menjadi ular. Ular yang besar atau naga.

Setelah berubah menjadi ular, ia pun bersedih dan terus menangis meratapi nasibnya karena perbuatannya sendiri. Ia pun tidak dapat pulang ke rumah karena malu dengan keadaannya yang telah ber-
ubah wujud menjadi ular. Samin masih menunggu kakaknya di dalam hutan.

Dalam hati Samin bergumam, “Mengapa Kakang Samun meninggalkanku sendirian dengan pekerjaan yang berat seperti ini?
Mengapa dia pulang ke rumah tidak memberitahuku?”

Samin masih tetap menunggu kakaknya sambil mengerjakan hal yang biasa ia kerjakan. Sampai matahari condong ke arah Barat, Samun belum juga muncul.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait