Legenda Waduk Naga Wangsa Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten

ikon waduk kubangkung
ikon waduk kubangkung

“Lumayan untuk lauk makan malam kita, Bapak,” kata Samun.
“Mengapa tidak kamu kembalikan saja, Samun? Kasihan yang punya telur pasti kebingungan mencarinya.”

“Jangan Bapak. Ini rezeki saya dan Samin, juga rezeki Bapak. Kita tidak usah susah-susah lagi mencari lauk untuk makan malam. Bukan begitu, Samin?”
“Eh… ya, Kang, tapi tidak ada salahnya jika kita menuruti perintah Bapak.”

Tanpa mempedulikan nasihat dari orang tua dan adiknya, Samun kemudian memasak telur yang ia temukan di hutan. Setelah matang dicicipnya telur itu.

“Wah… enak banget rasa telur ini. Daripada aku bagi-bagi dengan Bapak dan Samin, mendingan aku makan semua saja telur ini. Sayang kalau untuk dibagi karena rasa telur ini enak banget,” kata di Samun dalam hati.

Setelah melahap semua telur yang dimasaknya, Samun kembali ke ruang tengah rumahnya di tempat berkumpul seluruh keluarganya.

“Kang Samun, sudah kamu masak telur yang kita temukan tadi?”

“Tidak jadi aku masak, sesuai dengan anjuran Bapak dan anjuranmu, telur tadi aku buang,” jawab Samun berbohong.

“Och… baguslah kalau seperti itu, Samun. Nah, karena besok kalian masih harus membuka lahan itu, istirahatlah kalian. Tidur yang nyenyak agar besok pagi tubuh kalian kembali segar dan tenaga kalian pulih kembali,” tutur Ki Demang kepada anak-anaknya.

Keesokan harinya Samun dan Samin kembali melakukan rutinitasnya. Mereka kembali ke hutan dan membersihkan tanah yang
akan dijadikan ladang dari semak dan belukar.

Pada saat membersihkan semak dan belukar tiba-tiba tubuh Samun terasa sangat panas. Tenggorokannya seperti terbakar api. Lalu ia berlari meninggalkan Samin menuju ke waduk yang letaknya tidak jauh dari lahan yang akan mereka buka.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait