Asal Usul Dusun Mertangga Jetis Nusawungu Cilacap

Pantai Jetis Nusawungu Cilacap
Pantai Jetis Nusawungu Cilacap

Suryonegoro mulai membangun daerah itu menjadi sebuah tempat tinggal dan diketahui banyak orang di berbagai tempat. Lama-kelamaan daerah itu menjadi banyak penghuninya. Karena dianggap pandai oleh masyarakat setempat, Suryonegoro diangkat menjadi pimpinan daerah dan menamakan daerahnya itu dengan nama Mertangga yang artinya ‘tinggal di daerah tetangga’.

Berkat jasa Suryonegoro daerah tersebut menjadi ramai dan semakin maju. Letaknya strategis di pinggir sungai sehingga memudahkan transportasi rakyat. Selain itu, rakyat juga memanfaatkan sungai sebagai tempat mencaari nafk ah.

Masyarakat makin luas dan berkembang. Akhirnya, mereka menamakan daerahnya dengan nama Desa Jetis yang berasal dari kata mathis yang artinya ‘mathuk atau strategis’. Namun, di tengah pesatnya desa, Suryonegoro men inggal dunia dan dimakamkan di Desa Jetis, tepatnya di pinggir sungai. Hingga saat ini makam beliau masih dapat dilihat di daerah Jetis.

Suryonegoro membuka hutan untuk membuat tempat tinggal.

Untuk mengenang jasa-jasa beliau, masyarakat setempat mengadakan suatu kegiatan yang dinamakan sedekah bumi yang dilaksanakan di depan makam Suryonegoro setiap satu tahun sekali. Lebih tepatnya setiap selesai panen raya masyarakat Desa Jetis mengadakan sedekah bumi dengan menyembelih seekor kerbau.

Kemudian, pada malam harinya masyarakat mengadakan pertunjukan seni budaya daerah yang disebut lengger. Konon, pertunjukan tersebut harus lengger tidak boleh jenis seni yang lain. Acara ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap hasil bumi yang telah memberi kehidupan untuk mereka. Mereka mendapat sandang, pangan, dan papan.

Copyright: Cerita Rakyat Cilacap, Jawa Tengah. | Penerbit: Balai Bahasa Jawa Tengah | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait