Legenda Waduk Naga Wangsa Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten

ikon waduk kubangkung
ikon waduk kubangkung

Desa Sawangan adalah desa yang sangat makmur. Desa ini merupakan bagian wilayah Jeruk Legi. Keamanan dan ketenteraman akan didapatkan bagi orang yang tinggal dan menetap di desa itu.

Karena letaknya di daerah dataran tinggi, Desa Sawangan menjelma menjadi desa yang sejuk dan tenang. Pesona pagi yang selalu dihiasi dengan kicauan burung, aroma tanah yang disiram dengan hujan yang turun semalam, serta hijaunya dedaunan mampu menenteramkan hati para penghuni desa itu.

Hitungan waktu ditandai oleh pesona alam. Pagi hari akan terdengar ayam
jan tan berkokok yang menandakan masyarakat Desa Sawangan harus bangun dan menjalankan aktivitas kesehariannya.

Tengah hari ditandai dengan bayangan badan yang tepat ada di bawah tu-buh manusia menandakan manusia harus menghentikan aktivitas bekerja untuk beristirahat sejenak. Senja hari ditandai dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat menandakan manusia harus menghentikan aktivitas di luar rumah dan beristirahat di dalam untuk mempersiapkan diri beraktivitas di hari berikutnya.

Lokasi desa tersebut di dataran tinggi. Oleh karena itu, sistem cocok tanam yang digunakan di desa ini adalah sistem ladang berpindah. Bahkan, untuk membuka ladang yang baru, mereka harus dengan susah payah membuka hutan, yang istilah dalam bahasa Jawa babat alas, untuk menanam padi gaga ataupun palawija.

Konon kabarnya, desa tersebut pernah dikepalai oleh seorang demang yang bernama Demang Wangsa Nangga. Demang ini dikenal sebagai pemimpin yang sederhana, pekerja keras, dan selalu mengayomi rakyatnya.

Demang Wangsa mempunyai dua orang putra
yang bernama Samun dan Samin. Meskipun beliau seorang demang, kehidupannya masih tetap sebagai petani seperti rakyatnya. Kedua putranya, yaitu Samun dan Samin, sangatlah rajin membantu ayahnya dalam bercocok tanam. Mereka tidak sombong.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait