Legenda Waduk Naga Wangsa Desa Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten

ikon waduk kubangkung
ikon waduk kubangkung

Demang Wangsa dan Samin anaknya menuju pohon beringin yang berada di tepi waduk untuk istirahat sejenak melepaskan lelah. Saat istirahat Demang Wangsa Nangga merasa sangat haus, ia pun me-
nuju waduk dan hendak meminum airnya.

Namun, pada saat Demang Wangsa menjulurkan tangan hendak mengambil air, betapa terkejutnya, karena tiba-tiba muncul seekor ular yang amat besar dari
dalam waduk. Ular itu menangis sambil meminta tolong.

Ki Demang Wangsa keheranan campur takut, dalam hatinya berkata, “Kok ada ular dapat menangis dan berbicara?”
Demang Wangsa pun memberanikan diri untuk bertanya kepada ular tersebut, “Mengapa kamu menangis? Mengapa pula kamu minta tolong?”

Ular pun menjawab, “Maafkan saya, Bapak. Sebenarnya saya adalah Samun yang telah membohongi kalian semua. Aku tidak mem-
buang telur itu Bapak. Aku memasak dan memakan semua telur itu. Karena rasanya sangat nikmat, aku tidak berbagi dengan kalian sesuai dengan perjanjian dengan Samin. Karena keserakahanku aku berubah menjadi ular.”

“Tolong saya, Bapak. Saya ingin menjadi manusia lagi. Saya ingin pulang berkumpul lagi dengan keluarga. Tapi, kalau begini tidak mungkin, aku malu tubuhku sudah berubah menjadi ular.”

Demang Wangsa berkata, “Maafkan juga Bapak, Nak. Bapak tidak dapat menolong. Mungkin ini sudah kehendak Dewata. Kamu yang sabar dan ikhlas menjalani, Nak.”

Demang Wangsa sangat bersedih melihat anaknya telah berubah menjadi ular. Begitu juga Samin, ia sangat sedih karena harus berpisah dengan saudara satu-satunya. Demang Wangsa pun berkata, bila nanti ada perubahan zaman, waduk ini saya beri nama “Waduk Naga Wangsa”.

Hingga saat ini Waduk Naga Wangsa masih dapat kita lihat. Letaknya di Desa Kubangkangkung sebelah kanan jalan Cilacap. Menurut beberapa warga, ular jelmaan dari Samun itu terkadang masih
menampakkan diri di sekitar waduk itu.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait