Cerita Lengkap KKN di Desa Penari SimpleMan

ilustrasi cover cerita KKN di Desa Penari
ilustrasi cover cerita KKN di Desa Penari

dari dalam bilik, terdengar suara air bilasan dari Nur, setelah mencoba mengalihkan perhatian dari Sinden, Widya baru sadar, ada aroma kemenyan di dekat tempatnya berdiri, di telusurilah wewangian itu, benar saja, di samping pohon asem itu pun ada sesajenya.
yang lebih parah, bara dari kemenyan baru saja di bakar.

antara takut dan kaget, Widya kembali ke pintu bilik, dan dari dalam, sudah tidak terdengar suara air bilasan.

“Nur” “Nur” teriak Widya sembari menggedor pintu kayu, anehnya, hening, tidak ada jawaban dari dalam.
masih berusaha memanggil, terdengar sayup suara lirih, lirih sekali sampai Widya harus menempelkan telinganya di pintu bilik.

suara orang sedang berkidung.

kidungnya sendiri menyerupai kidung jawa, suaranya sangat lembut, lembut sekali seperti seorang biduan.
“Nur. bukak Nur! bukak” spontan Widya menggedor pintu dengan keras, dan ketika pintu terbuka, Nur melihat Widya dengan ekspresi wajah panik

“nyapo to, Wid?” (kanapa sih Wid?)

ekspresi ganjil Widya membuat Nur kebingungan, terlebih mimik wajahnya mencuri pandang bag dalam bilik
“ayo ndang adus, gantian, aku sing gok jobo” (ayo cepat mandi, ganti biar aku yang jaga di luar)

kaget, Widya sudah ragu, melihat samping Bilik ada sesajen, Widya tidak tau apa harus cerita ke Nur soal itu, namun dengan ragu, Widya akhirnya bergegas masuk bilik, menutup pintu.

bagian dalam bilik sangat lembab, kayu bagian dalamnya sudah berlumut hitam, di depanya ada kendi besar, setengah airnya sudah terpakai, meraih gayung yang terbuat dari batok kelapa dengan gagang kayu jati yang di ikat dengan sulur, Widya mulai membuka bajunya perlahan.
masih terbayang nyanyian kidung tadi, Widya mencuri pandang, ia tidak sendiri

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait