Setelah pesantren beliau di Sayung, Demak mulai berkembang Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani kemudian diminta oleh muballigh – muballigh islam di Kudus agar berkenan pindah dan mendirikan pesantren di Kudus.
Problem ini terjadi karena para muballigh islam yang telah lebih dahulu masuk di Kudus sempat kerepotan dalam mempertahankan dakwah islamiyahnya.
Sehingga mereka merasa amat membutuhkan sekali kehadiran sosok beliau di tengah-tengah mereka agar dapat mempertahankan dakwah islamiyah di wilayah tersebut.
Setelah Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani tinggal di Kudus dan mendirikan pesantren di tempat itu, Sunan Ampel kemudian mengirim puteranya yang bernama Sayid Ja’far As Shadiq belajar pada beliau di Kudus.
Tempat atsar pesantren Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani di Kudus ini sekarang lebih dikenal orang dengan nama “Masjid Bubrah”. Adapun riwayat tentang “Masjid Bubrah” ini akan kita sajikan dalam bagian tersendiri.
Ketika berada dipesantren beliau ini, Sayid Ja’far As Sahdiq sempat pula diminta oleh beliau untuk menimba ilmu pada ayah beliau yang berada di Al-Quds, Palestina yaitu Syekh As Sayid Abdur Rasyid Al-Hasani.
Oleh karena itu setelah selesai belajar di Al-Quds, Palestina atas suka citanya sebagai rasa syukur kepada Allah Swt bersama Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani, Sayid Ja’far As Shadiq kemudian mendirikan sebuah masjid yang ia berinama “Al-Aqsha”.
Oleh Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani, Sayid Ja’far As Sahadiq kemudian ditetapkan sebagai imam masjid tersebut dan Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani kemudian pindah ke Demak guna membantu perjuangan Sultan Hasan Al-Fatah Pangeran Jimbun Abdurrahman Khalifatullah Sayidin Panatagama di Kerajaan Islam Demak.
Syekh As Sayid Abdul Kahfi Al-Hasani menikah di Demak pada saat usianya telah mencapai kurang lebih 45 tahun. Pada waktu putera pertamanya telah berusia kurang lebih 5 tahun, beliau bersama isteri dan puteranya itu hijrah dari Demak ke Somalangu untuk mendirikan Pesantren.
Tampilkan Semua