“Kasihan warga desa ini. Mereka tidak tahu apa-apa tetapi harus menanggung bencana akibat kesalahanku… Andai saja waktu dapat diulang, mungkin dusun ini tetap menjadi Dusun Larangan. Tidak ada Desa Babakan. Tangis Nyi Wangsakarta pecah di tengah ke heningan.
Tiba-tiba kilat menyambar, petir menggelegar, terpaan angin yang kian kencang menimbulkan derak dahan pohon dan daun-daun bergesekan menambah suasana mencekam. Mega hitam menyelimuti langit di atas Leuweung Wates bagaikan memasuki masa kelam dan gelap.
“Apa yang dapat aku laukan, Ayahanda?” tanya Reksapati kemudian. Ia merasa harus melakukan sesuatu dengan kesaktiannya.
“Pengorbanan! Ada yang harus berkorban…!”
“Bukan! Bukan! Bukan! Ada yang harus dikorbankan! Kami yang akan berkorban. Jika kau sanggup membuat ikan yang kau makan hidup kembali, itulah masa depan perkampungan!”
Ki Wangsakarta menarik tangan istri dan putrinya. Berlari menjauh masuk ke hutan, lalu menghilang dalam kegelapan. Panembahan Dalem Reksapati mengerti, ia harus menghidupkan ikan sepat itu lagi. Ia berlutut di atas batu, mengerahkan kesaktiannya, men engadahkan tangan memohon perlindungan yang Maha Kuasa. Awan hitam berganti terang, angin berhenti bertiup kencang dan berubah menjadi sepoi-sepoi. Seketika, ikan sepat yang sudah ting gal kepala dan durinya saja dengan ajaib hidup lalu meloncat ke dalam Sungai Cibengkeng. Dan, ikan tersebut merupakan satusatunya (tunggal) yang dapat hidup setelah dimakan. Seiring dengan berjalannya waktu, daerah tersebut menjadi luas dengan penduduk yang banyak. Atas jasa Panembahan Dalem Reksapati, daerah yang dahulunya bernama Babakan diganti nama menjadi Sepatnunggal, berdasar pada kejadian luar biasa, yaitu ikan sepat satu-satunya yang ajaib.
Kini Sepatnunggal yang merupakan nama salah satu desa di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, dikenal sebagai lokasi yang dilindungi oleh makhluk gaib atau jin. Dengan pusatnya di Kampung Larangan, Kampung Dana Warih, dan Kampung Wangen yang disangga oleh kampung-kampung lain, yaitu Kampung Babakan, Kam pung Leuwi Panjang, dan Kampung Kutangsa.
Tampilkan Semua