“Demi ibunda, ananda sanggup menghadapi itu semua meskipun harus meregang nyawa. Izinian ananda menjalankan bakti sebagai seorang anak.”
“Baiklah jika itu sudah menjadi tekadmu. Bawalah pasukan untuk menemanimu selama perjalanan agar keselamatanmu lebih terjamin.”
“Sekali lagi ampun beribu ampun, Ayahanda, Bukannya ananda menentang perintah Ayahanda. Ananda tidak akan membawa pasukan karena justru akan menarik perhatian orang. Biarkanlah ananda berangkat dengan ditemani Cekur dan Sabini.”
“Baiklah kalau seperti itu yang kamu mau. Semoga Sang Hyang Widi menjaga perjalananmu sehingga kamu dapat sampai di sungai Citanduy dan mengambil air abadi untuk ibumu.”
Setelah memohon doa restu pada Raja dan Ratu, Lembu Andini berangkat dengan ditemani dua orang cantrik yang bernama Cekur dan Sabini. Perjalanan berat dan berbahaya mereka jalani. Mereka harus melintasi hutan belantara, ngarai, Bahkan gunung yang semua dihuni oleh jin dan hewan buas. Namun, semua itu tidak menyurutkan langkah Lembu Andini. Niat dan tekadnya sudah bulat harus membawa air abadi itu untuk kesembuhan ibundanya.
Perbekalan Lembu Andini dan cantriknya sudah semakin menipis dan Lembu Andini sampailah ke daerah Bantarmanggu (di daerah Kecamatan Wanareja). di Bantarmanggu Lembu Andini dan kedua cantriknya beristirahat beberapa hari sambil mencari informasi letak keberadaan air abadi yang ada di daerah selatan Wanareja. di samping itu, mereka juga mencari tambahan bekal. Setelah beberapa hari beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan menuju arah selatan.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa hari sampailah mereka di Gunung Tunggul Buta (daerah Meluwung) yang terkenal angker dan wingit.
Cerita Rakyat Gunung Jambu di Cilongkrang Wanareja
Gunung itu dihuni oleh jin bernama Blaka Suta. Ia terkenal bengis dan kejam juga sakti mandraguna. “Raden, kalau tidak salah perhitungan dan melihat ciri-ciri tempat ini, kita telah sampai di telatah Gunung Tunggul Buta,” kata Cekur.