Dengan disaksikan oleh dua putera as-Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani yaitu Sayyid Hanifuddin al-Jailani al-Hasani dan Syarifah Hunaifiyah, dibongkarlah tempat yang semula pernah untuk memakamkan jasad beliau.
Hasilnya, jasad beliau nampak masih ada dan utuh tak kurang satu apapun seperti saat baru syahidnya. Bahkan selimut yang disertakan juga tidak mengalami kerusakan. Dokumentasi diambil oleh pihak mabes APRIS.
Namun ketika hasil dokumentasi beberapa waktu kemudian diserahkan pada pihak keluarga, semuanya menjadi terkejut. Menurut keluarga (termasuk Sayid Hanifuddin dan Syarifah Hunaifiyah) Foto yang tercetak itu bukanlah wajah dari as-Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani.
Akan tetapi foto orang lain, sekalipun postur mirip dengan beliau dan selimut yang dipakai juga sama dengan yang dikenakannya. Bahkan para mantan anggota AOI ketika melihat foto itu, meyakini bahwa foto tersebut adalah foto rekan mereka yang syahid ketika peristiwa pertempuran melawan Belanda dan dimakamkan didesa Bandung, Kebumen.
Teka–teki tentang misteri as-Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani, Kyai Lukman dan satu satuan kompi pimpinan Abdur Rasyid ini baru terkuak pada tahun 2007 kemaren.
Setelah melaksanakan apa yang diarahkan oleh KH Ahmad Abdul Haq Watucongol, ayah penulis berhasil bertemu dengan kakeknya yaitu as-Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani.
Pertemuan ini adalah pertemuan nyata dan bukan pertemuan halusinasi atau pertemuan dengan ritual ghoib. Benar kata KH Ahmad Abdul Haq dan para sesepuh ulama bahwa Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani ternyata masih hidup.
Beliau kini tinggal di kota Syihr, Provinsi Hadhramaut, Yaman. Sepeninggalnya dari Indonesia, Syaikh as-Sayyid Mahfudz al-Jailani al-Hasani membangun sebuah pesantren di Syihr. Tepatnya di komplek Masjid peninggalan sahabat Mus’ab bin ‘Umair.