‘WukWukWuk’ terdengar seperti suara burung, namun tidak ada yang melintas di atas kami, suaranya sangat dekat dan jelas. Dengan santai saya bertanya ke pada Pak Sakri. “Burung apa Pak”?. Tanya ku. “Ssst..udah jangan di dengerin, jangan lihat-lihat keatas” Jawab Pak Sakri pelan. Mendengar jawaban itu justru malah membuat kami semakin penasaran. “Emang apa Pak?.” Tanya teman kami yang lain. “Gak apa-apa”. Jawab Pak Sakri singkat. Sejenak kami terdiam, hawa mistis kini lebih terasa menyelimuti setiap sudut hutan ini. Kami merasa ada kehadiran makhluk lain di sini, dan kami sadar sejak tadi kami tidak sendiri.
“Wukwukwuk”.. bunyi itu terdengar lagi. Kali ini Pak Sakri berpindah posisi dari belakang ke depan. Kini tinggal Bang Eps dan Panji berada paling belakang saling bergantian. “Saya pindah ke depan.” Ujarnya, sambil bergegas jalan ke depan, Bang Epss dan Panji sudah pasti ber uji nyali di belakang sana. “Kenapa Pak?.” Tanya ku. “Ga apa-apa” jawabnya. “Sudah lanjut jalan, jangan berhenti, biar cepat sampai Pos 3 kita bisa cepet bangun tenda di sana, terus tidur.” Sambung Pak Sakri.
Tapi karena kami penasaran, dan pastinya sangat ingin tau ada apa sebenarnya, kami sedikit memaksa Pak Sakri untuk memberitahu suara apa itu. Dengan nada suara yang seolah-olah dibuat agar terdengar biasa, Pak Sakri akhirnya memberi tahu kami suara apa itu sebenarnya. “Itu adalah suara Kuntilanak lelaki, biasanya merupakan demit jejadian dari manusia-manusia penganut ilmu hitam.” Ujarnya. “Hah? yang bener Pak?”. Tanya ku. “Iya tapi jangan takut, baca-baca doa aja, pikiran jangan kosong insyaallah ga diganggu.” Jawab Pak Sakri menenangkan.
Tampilkan Semua