Dalam bingkai Indonesia, Gus Dur memperjuangkan demokratisasi dan kemanusiaan. Pada Mei 2008 Gus Dur dianugerahi Medals of Valor dari The Simon Wieenthal Center di Amerika Serikat karena kegigihannya memperjuangkan pluralisme dan perdamaian.
Kiprahnya sebagai tokoh Indonesia sangat menentukan pada saat-saat bangsa Indonesia menghadapi situasi-situasi yang sulit. Diakui, hal yang paling ditakutkan oleh Gus Dur adalah perpecahan. Dalam prinsip perjuangannya selalu menggunakan cara-cara yang damai dan menolak kekerasan.
Sementara di wilayah Ke-NU-an, Gus Dur meneruskan perjuangan kakeknya, KH. Hasyim Asy’ari dengan memperjuangkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan UUD 1945. Semuanya itu yang kemudian mencerminkan sikap tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), i’tidal (bersikap adil), dan tawazun (berimbang).
Sebuah kaidah yang selalu menjadi pijakan oleh Gus Dur sebagaimana juga pendiri NU yang lain! “almuhafadhah ala qadim al-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah”. Dalam hal ini, pendapat Quraish Shihab menyatakan, Gus Dur adalah seseorang yang berpijak di bumi Indonesia, melihat ke depan tetapi di saat yang sama tidak pernah tidak menoleh ke belakang.
Setelah Soeharto lengser, Gus Dur terlibat di politik dengan mendirikan PKB, dan pada 20 Oktober 1999, ia terpilih sebagai Presiden RI. Sayang, masa kepresidenannya hanya berlangsung 18 bulan akibat pertentangan politik dengan DPR/ MPR.
Namun masa yang sebentar itu telah meletakkan pondasi yang kuat bagi demokrasi di Indonesia. Gus Dur mampu menancapkan supremasi sipil terhadap militer. Selain itu, Gus Dur lah peletak pertama visi ekonomi kelautan dan kemaritiman.
Setelah ke luar dari istana, Gus Dur tetap melakukan aktivitas seperti biasanya sebelum menjadi presiden. Aktif menulis, seminar, mengajar pesantrennya di Ciganjur, memberikan ceramah pengajian di masyarakat bawah. Banyak orang menemui hanya untuk meminta nasihat dan dukungan dan doa layaknya seorang kyai. Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009 di RSCM dan dimakamkan di Tebuireng Jombang.
Tampilkan Semua