Legenda Bunga Wijayakusuma

cilacap info featured
cilacap info featured

Sri Susuhunan Surakarta memerintah Ki Patih untuk mencari empat puluh prajurit yang gagah dan tangguh serta yang mengetahui seluk-beluk kelautan. Setelah terkumpul empat puluh orang prajurit pilihan, Sri Susuhunan menyuruh keempat puluh prajurit itu agar minta izin kepada keluarganya masing-masing dan memohon doanya serta meminta keluarganya untuk bersabar dan tabah serta mengiklaskan kepergiannya.

Rombongan prajurit yang dipimpin Ki Patih itu meminta restu lebih dulu kepada keluarga masing-masing sebelum berlayar mengarungi lautan. Sebelum pergi, mereka memanjatkan doa untuk keselamatan semua. Keempat puluh prajurit dan Ki Patih berangkat dengan menggunakan beberapa kapal layar. Mereka gembira dan semangat ketika mengarungi lautan. Ketika kapal-kapal layar yang mereka tumpangi hampir sampai di tempat tujuan, tiba-tiba ombak besar menghantam kapal-kapal mereka. Para prajurit dan Ki Patih berusaha sekuat tenaga mengendalikan kapal-kapalnya agar tidak oleng dan tenggelam. Sebagian prajurit mengeluarkan air yang masuk ke kapal dan berusaha menjaga keseimbangan kapal agar tidak tenggelam. Namun, ombak semakin besar dan disertai suara petir yang bergemuruh sehingga para prajurit itu kewalahan.

Akhirnya, tiga puluh enam prajurit mati diterjang ombak. Tubuh mereka hanyut ditelan ombak laut pantai selatan. Sisanya, empat prajurit dan Ki Patih terlempar ke pinggir pantai. Mereka tidak sadarkan diri. Ketika bangun dari pingsannya, mereka bingung tidak tahu berada di mana. Kemudian, Ki Patih mengajak keempat prajuritnya yang selamat itu untuk bersemadi dengan maksud agar diberi petunjuk oleh yang Mahagaib. Dengan sisa-sisa tenaganya, mereka bersemadi dengan khusuk sekali. Pada hari ketujuh semadinya, terdengar suara gaib yang memberitahukan bahwa tempat yang mereka singgahi itu adalah Pulau Majeti, tempat bunga Wijayak usuma berada.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait