Cerita Lengkap KKN di Desa Penari SimpleMan

ilustrasi cover cerita KKN di Desa Penari
ilustrasi cover cerita KKN di Desa Penari

di belakang rumah, ada watu item (Batu kali) cukup besar, dengan beberapa pohon pisang, dan di kelilingi, daun tuntas.

Anton awalnya tidak setuju mereka pindah, karena atmoser rumahnya yang memang tidak enak dan itu bisa terlihat dari luar, namun ini, perintah dari pak Prabu setelah kejadian itu, Ayu sedikit menghindari Widya.

Widya paham akan hal itu, namun Wahyu sebaliknya, ia mendekati Widya dan memberi semangat agar tidak mencerna mentah2 pesan orang tua itu.

di sini, Wahyu bercerita kejadian yang tidak ia ceritakan di malam kejadian itu.

“Wid, kancamu cah lanang iku, gak popo tah?” (Wid, temanmu yang cowok itu baik-baik saja kah?)

“maksud’e mas?”

“cah iku, ben bengi metu Wid, emboh nang ndi, trus biasane balik-balik nek isuk, opo garap proker tapi kok bengi?”
(temanmu itu, setiap larut malam ke luar Wid, entah kemana, trus biasanya baru balik pagi, apa sedang mengerjakan prokernya tapi kok harus malam?)

“ra paham aku mas” (gak ngerti aku mas)

“trus” kata Wahyu “aku sering rungokno, cah iku ngomong dewe nang kamar”
(aku sering denger anak itu ngomong sendirian di dalam kamar)

“ra mungkin tah mas” (gak mungkin lah mas)

“sumpah!” “gak iku tok, kadang, cah iku koyok ngguyu-nggyu dewe, stress palingan” (gak cuma itu, kadang dia tertawa sendirian, gila kali anak itu)
“Bima iku religius mas, ra mungkin aneh-aneh” (Bima itu religius, gak mungkin aneh-aneh)

“yo wes, takono Anton nek ra percoyo, bengi sak durunge aku eroh awakmu nari, Bima asline onok nang kunu, arek’e ndelok tekan cendelo, paham awakmu sak iki. gendeng cah iku”

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait