Dengan kejadian itu sang Prabu menyatakan diri kalah. “Aku mengakui kekalahanku, Suradika!”
“Sekarang sebagai imbalannya, nikahilah putriku yang terkena bubumu itu!”
Akhirnya, Suradika diangkat menjadi pejabat Kerajaan Dayeuh-luhur. Beberapa saat kemudian, Raja Raksagati mangkat digantikan putranya, Adipati Raksapraja menjasi raja keempat. Dalam me-laksanakan roda pemerintahan, Adipati Raksapraja terkenal sangat adil, arif, dan bijaksana serta mampu menjadi anutan dan pengayom masyarakatnya. Tidak mengherankan apabila masyarakatnya sendiri sangat patuh dan taat serta menghormati sang Adipati.
Keberhasilan Adipati Raksapraja dalam mengatur roda peme-rintahannya tidak terlepas dari pengalaman falsafah leluhurnya yang selalu dipegang teguh, yaitu Rineksa Panca Satya. Falsafah tersebut tidak hanya diamalkan, tetapi benar-benar berdampak kepada kesejahteraan negeri, sifat kerukunan, kegotongroyongan, dan tolong-menolong yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat Dayeuhluhur sehari-hari.
Pengaruh Kerajaan Mataram sangat besar di Kerajaan Dayeuh-luhur. Terbukti dengan masuknya Adipati Raksapraja menganut agama Islam. Semakin hari kekuasaan Mataram semakin terasa dan untuk melicinkan jalan tersebut, Kerajaan Mataram melalui Kiai Gendeng Mataram memberikan seorang putri yang cantik jelita untuk diperistri oleh Adipati Raksapraja. Dari perkawinan itu lahirlah bayi laki-laki yang bernama Wirapraja. Kelak kemudian hari Wirapraja diangkat menjadi Adipati di Dayeuhluhur dengan gelar Adipati Wirapraja. Raja Raksapraja mengetahui bahwa permaisurinya adalah mantan selir Sultan Mataram. Wirapraja juga bukanlah anak kandungnya karena waktu itu permaisuri sudah hamil 5 bulan. Namun, sudah terlanjur Wirapraja tetap menggantikan Raksapraja sebagai raja kelima.
Pada suatu pagi yang cerah terdengar suara telapak kaki kuda, datanglah seseorang dari Mataram menghadap Adipati Wirapraja.
“Adipati yang hamba hormati. Kami diperintahkan Sultan Mataram untuk memperluas pengaruh Mataram ke daerah barat, khususnya Ciancang Ciamis, dengan maksud agar daerah itu takluk terhadap Mataram dan mempertahankan wilayah kita dari Kompeni Belanda.”
Tampilkan Semua