Kerajaan Dayeuhluhur Cikal Bakal Kabupaten Cilacap

alam dayeuhluhur cilacap
alam dayeuhluhur cilacap

“Saya terima maksud kedatangan Adipati untuk bergabung ber-sama pasukan kami dari Dayeuhluhur. Mudah-mudahan Ciancang Ciamis tidak dapat direbut oleh pihak Belanda.”

Dipersiapkanlah semua perlengkapan perang. Kegagalan me-nangkap pasukan Diponegoro dan menumpas pemberontakan di Mataram menimbulkan kemarahan pihak Belanda. Akibatnya, Be-landa secara membabi buta melakukan pembakaran desa-desa, menganiaya anak-anak, berbuat tercela terhadap perempuan, dan membunuh para tawanan. Dengan menyaksikan kejadian itu, pa-sukan Mataram dan prajurit Dayeuhluhur sangat geram terhadap kelakuan Belanda.

“Mari kita bersatu untuk memperkuat perlawanan kita kepada Belanda! Kita satukan kekuatan kita dan mari kita berjuang sampai titik darah penghabisan. Kita namai pasukan kita dengan nama Gerombolan Wetan. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, hidup pejuang kita, hidup!” begitu teriak semangat pejuang kita.

Pada hari yang sudah ditentukan, bersiaplah semua prajurit dengan segala perlengkapan perang untuk segera berangkat. Adi-pati Wirapraja memimpin pasukan sendiri. Keesokan harinya se-mua pasukan gabungan berangkat menuju Ciancang Ciamis, dan terjadilah pertempuran berhari-hari. Bunyi gemerincing senjata beradu keris dan tombak semakin riuh. Perkelahian satu lawan satu antara serdadu Belanda dan pasukan Gerombolan Wetan makin memuncak. Satu persatu pasukan Gerombolan Wetan tewas karena para pejuang hanya bersenjata keris dan tombak, sedangkan Belanda menggunakan senjata modern. Dengan demikian, banyak korban di pihak kita, tetapi pejuang kita masih pantang menyerah. Mereka mempertaruhkan nyawanya untuk memenangi peperangan.

Ketika peperangan berlangsung, tiba-tiba terdengar teriakan komandan serdadu Belanda, “Hei, kalian para ekstremis. Kalian me-nyerah saja, pemimpinmu telah tertembak! Mengapa kalian diam saja? Ayo menyerahlah kalau kalian orang punya mulut.”

Alangkah terkejutnya para pejuang mendengar teriakan itu. Mereka tidak menyangka Adipati Wirapraja telah gugur. Sesaat para pejuang terpukau. Akan tetapi, keheningan hanya berjalan sebentar saja. Para pejuang kembali bersemangat. Kehendak untuk menebus jiwa pemimpin merajai hati mereka.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait