Yang dimaksud tumpeng bosok adalah tumpeng yang di dalamnya diisi dengan daging ayam Jawa, srundeng, dan lainnya. Sekarang, kebanyakan orang mengenal tumpeng bosok dengan nama tumpeng mogana.
Disebut tumpeng bosok karena di dalam tumpeng tersebut berisi aneka lauk, yang bila tumpeng itu disentuh dengan sendok/ centong akan mudah terurai gunungan tumpengnya dan langsung bercampur antara nasi tumpeng dan isi lauknya.
Singkat cerita, si istri pencari rumput itu langsung mengerjakan membuat tumpeng sesuai apa yang diminta oleh suaminya. Setelah selesai membuat tumpeng dan memetik kelapa muda, si pencari rumput dan istrinya lalu menuju Gunung Selok untuk memper-semBahkan tumpengnya kepada sang pertapa, yang tidak lain atau sesungguhnya adalah Prabu Bawana Keling.
Menerima persembahan itu, Prabu Bawana Keling agak kaget dan bertanya, “Eh… deneng slirane ngerti nek aku lagi kepengin tumpeng bosok karo degan klapa ijo?” ‘Ehh… kok kalian mengetahui jika aku sedang menginginkan tumpeng bosok dan kelapa muda hijau?’
Lalu si pencari rumput menjawab, “Inggih Sang Sutapa. Nalika
Sampeyan dalem ngendika, kula wonten sak ngandhaping sela kumalasa punika.” ‘Iya, Sang Pertapa. Ketika Anda berkata tentang itu, saya berada di bawah batu yang rata dan luas itu’.
Sambil menggangguk-anggukan kepala, Prabu Bawana Keling menjawab, “Oh… ya, matur nuwun banget ya. Tumpeng bosok kie tak tampa, jeneng pulung dhaharan ingsun. Lan, wakul, rinjing, lan pla-tokan degan iki, aja pati-pati dibukak sakdurunge tekan umah.” ‘Oh… ya, terima kasih sekali. Tumpeng bosok ini saya terima, ini namanya rezeki (garis makanan) saya. Dan, wakul (tempat nasi), rinjing (tempat beragam bahan makanan/makanan), dan belahan kelapa muda ini, jangan sampai dibuka sebelum kalian sampai di rumah.
Tampilkan Semua