Kedua, Sunan Bonang adalah seorang mufti yang diberi gelar “Prabu Hanyakrawati” dan dijuluki “Selubung ngelmu lan agami” (Selubung ilmu dan agama). Ketiga, Sunan Bonang adalah seperguruan dengan Sunan Giri, Suana Gunung Jati, yang sama-sama berguru kepada Maulana Ishaq saat menetap di Pasai, Aceh. Keempat, Sunan Bonang adalah guru Sunan Kalijaga ketika pertama kali menuntut ilmu agama Islam. (Syamsu, 1999: 36)
Dalam Primbon Wejangan Sunan Bonang, Sunan Bonang menyebut kitab-kitab atau tokoh pengarangnya, antara lain Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali, Talkhisul Minhaj ringkasan karya Imam al-Nawawi, Qutul Qulub karya Abu Talib Al-Makky, Abu Yazid Al-Bustami, Ibn Arabi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dan lain sebagainya. Dalam Primbon Sunan Bonang juga terdapat ilmu fikih, tauhid, dan tasawuf yang disusun berdasarkan faham Sunni atau Ahlussunnah wal Jamaah dengan mazhab Syafi’i. (Syamsu, 1999: 36-37).
Sunan Bonang mengajarkan faham ketuhanan Sunni yang mengecam faham wahdatul wujud, faham manunggaling kawula gusti, dan faham lain sejenis. Faham tersebut oleh sementara ulama dianggap sesat dan kafir. Tiang agama yang harus dijaga menurut Sunan Bonang adalah tauhid dan ikhtiar.
Primbon tersebut ditutup dengan nasehat: “Hendaklah perjalanan lahir batinmu menurut jalan-jalan syariat, cinta, dan meneladani Rasulullah.” (Syamsu)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faham keagamaan yang disebarkan oleh Wali Sanga adalah Sunni atau Ahlusunnah wal Jamaah. Karena itu pula, Syekh Siti Jenar yang dianggap menyeleweng dari ajaran Sunni yang ortodok, dihukum oleh para wali. Syekh Siti Jenar sendiri banyak dipengaruhi oleh faham wahdatul wujud Al-Hallaj, seorang sufi Persia yang hidup pada tahaun 857-922 M. (Tebba, 2003:86).
Penyebaran Islam sebagaimana telah dikemukakan di atas berkaitan dengan para sufi. Unsur tasawuf dapat dilihat, misalnya, dari tulisan pada beberapa nisan kuburan. Konsep Insan Kamil misalnya, dapat dilihat pada kubur raja Melayu dan Indonesia yang disebut Batu Aceh.
Tampilkan Semua