Tidak ada yang berani mendekati, termasuk para senior yang bertugas “meneror” agar down. Kata mereka, tempat ospek itu adalah kuburan yang diuruk untuk lapangan. Diperkirakan, mahasiswa baru itupikirannya kosong dan dirasuki makhluk halus yanggentayangan.
Aku, sebagai orang yang dipercaya untuk seksi kerohanian Islam, segera mengambil air wudu danmendekati mahasiswa itu. Sambil membaca lafaz azan,kutiup telinganya.
Aneh, tiba-tiba mahasiswa tadimengerang keras dan kelojotan, sebelum akhirnya sadar.Aku jadi semakin yakin, suara azan dapat menyadarkanorang kesurupan. Tugasku memang melakukan penyegaran kepada mahasiswa baru yang down akibat dibentak-bentak para seniornya.Sekian tahun kemudian di Jakarta.
Kami, sekitar 30 peserta dari penjuru tanah air, mengikuti pelatihan jurnalisme radio di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur.Kami menginap di hotel dekat taman Prumpung. Saat kami sedang ngobrol, tiba-tiba seorang peserta kelojotan.
Mukanya kaku, tatapan matanya liar, dan suaranya menggeram seperti harimau, Ia kesurupan. Beberapa peserta perempuan menjerit ketakutan dan berhamburan ke luar ruangan. Puncak kesurupan itu adalah hancurnya beberapa piringdan gelas yang ada di atas meja oleh bantingan orangyang kesurupan itu.
Panitia dan pengelola hotel bingung. Ketika didekati, peserta yang kesurupan itujustru memperlihatkan sikap yang hendak menerkam.Aku segera mengambil air wudu. Dan sambil melafalkan Surah An-Nas, kupegang tangannya. Kemudian kutiup telinganya kanan dan kiri sambil melafalkan azan pelan.
Bila kurang mantap, pakai ayat kursi 3 kali, Qs. Al Kafirun 3x, Qs Al Ikhlas 3x, QS Al Falaq 3x dan QS AnNas 3x, sambil membacakan adzan di telinga orang yang sedang kesurupan.
Begitu azan berakhir, ia siuman. Suatu ketika, seorang kawan yang lama mondok dipesantren bercerita, suara azan mengikat Dajjal dengan rantai besi. Konon, Dajjal selalu menggigit rantai besi itu namun berhenti ketika mendengar suara azan,dan rantai besi itu utuh kembali.