Kisah Kadipaten Penyarang Sidareja Cilacap

ilustrasi Ranggasena dan Kiai Ngabei Tangerang dan para penduduk bergotong royong untuk mendirikan kadipaten
ilustrasi Ranggasena dan Kiai Ngabei Tangerang dan para penduduk bergotong royong untuk mendirikan kadipaten

Melihat kesungguhan Ranggasena, Kiai Ngabei Tangerang akhirnya menyetujui dan menerima mereka. Bahkan, Kiai Ngabei Tangerang meminta mereka untuk tinggal bersama di gubuknya.

Waktu terus berlalu, tanpa terasa sudah bertahun-tahun Ranggasena dan anak-anaknya berguru pada Kiai Ngabei Tangerang. Selama itu pula mereka menerima ilmu agama, ilmu kebatinan, dan ilmu-ilmu lainnya. Ranggasena pun juga sudah mengerti dan memahami keadaan hutan dan karakter penduduk Penyayang. Rang gasena merasa sudah saatnya untuk mengemukakan niatnya mendirikan sebuah kadipaten di temapat itu kepada Kiai Ngabei Tangerang.

“Maaf, jika saya lancang, Kiai. Penduduk Penyayang makin lama makin banyak. Sekarang ini pun tampaknya sudah banyak. Jika Desa Penyayang ini dibiarkan terus begini seakan-akan tidak pernah berkembang dan maju,” kata Ranggasena kepada Kiai Ngabei Tangerang.

“Maksudmu bagaimana?”

“Saya berpikir, sudah saatnya kita mengubah Desa Penyayang menjadi sebuah kadipaten, Kiai.”

“Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”

“Jika Kiai setuju, saya mohon izin menggerakkan warga untuk mewujudkan kadipaten itu.”

“Secara pribadi, aku setuju. Namun, hal itu tidak berarti dapat langsung dikerjakan. Semua itu harus dirembuk bersama seluruh warga.”

Saat itu, tanpa mereka sadari, ada sepasang mata dan telinga yang secara sembunyi-sembunyi mengintip dan mendengarkan pembicaraan itu. Mata dan telinga itu adalah milik seorang penduduk yang tidak suka terhadap Ranggasena. Secepat kilat dan tanpa bersuara ia meninggalkan tempat itu dan mengabarkan kepada sekelompok orang yang tidak suka terhadap Ranggasena. Ia menceritakan rencana Ranggasena dengan berbagai bumbu cerita agar orang-orang tidak menyetujui.

Orang-orang yang mendengarkan hasutan pengintai tadi lalu mencari cara dan siasat untuk menggagalkan rencana Ranggasena. Mereka berniat menghasut seluruh penduduk agar menolak usulan Ranggasena. Berbagai cara mereka lakukan dengan satu tujuan menggagalkan rencana Ranggasena. Jika perlu, ketika Ranggasena menyampaikan usulan rencananya rakyat sudah tahu dan semua menolaknya.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait