Sekilas, bayangan-bayangan gelap memang seperti memberi tanda bahwa mereka mengamati kami dari jarak yang cukup dekat. Saya mencoba menenggelamkan diri di bahu suami, agar tidak melihat mereka yang sedang kami bicarakan. Hutan ini benar-benar tidak menyajikan pemandangan lain, selain suasana mistis dan kegelapan.
Kini malam kian terasa mencekam. Dengan kembali terjadinya kejadian-kejadian aneh barusan, Pak Sakri yang berbicara sendiri, dan munculnya Kuntilanak di Pos 2 ini, kini kami sadar, perjalanan kami kedepan, sudah pasti tidak sendiri lagi. Ada mereka yang tidak terlihat akan mengawasi dan menemani kami di sepanjang perjalanan turun malam ini. Entah makhluk apa lagi yang akan kami hadapi di depan, kami hanya mampu berdoa dalam hati, agar Allah menjaga kami dari kemisteriusan malam ini..
Selamat di Gunung Slamet
(Angkernya jalur Dukuh Liwung)
PART 7 (END)
Kuntilanak itu sepertinya terus mengamati kami, namun seperti tidak ingin ambil pusing, kami tidak menghiraukannya. Biarlah selama makhluk itu diam saja, kami sepertinya tidak perlu khawatir. Kurang dari 10 menit kami berada di Pos ini. Pak Sakri meminta kami bergegas karena perjalanan masih jauh. Kembali menapaki jalur, masih dengan posisi yang sama, Asep, Usep Widi, Saya, Fahmi, Bang Epps dan Panji Serta Pak Sakri berada di posisi paling belakang. Tak berapa lama Pak Sakri lagi-lagi berbiacara sendiri, kali ini, saya melihat kepanikan diwajahnya. “Sana!, tuh ambil tuh, saya ga butuh!.” Ucap Pak Sakri seraya melemparkan sesuatu. Kini saya tidak ingin banyak bertanya, pura-pura tidak tahu seperti nya tindakan paling bijak saat ini.
“Ga usah ikut-ikut, tuh ambil sana, saya ga butuh!” Seru nya lagi. Pak Sakri terlihat marah pada seseorang namun lagi-lagi entah siapa. Walau terlihat marah, raut khawatir tak terelakkan dari wajahnya. “Ambil tuh kemenyan! kemenyan begitu doang aja.” Tambahnya sambil kembali melemparkan sesuatu. Kami tidak bertanya, namun sepertinya Pak Sakri paham bahwa kami ingin tahu, ada apa sebenarnya. Kenapa dari sebelum Pos 2 sampai kami melewatinya, Pak Sakri bertingkah seperti ini?. “Itu, ngikutin, gara-gara kemenyan saya bawa pulang.” Jelasnya. Entah makhluk apa yang dimaksud Pak Sakri yang mengikuti kami saat ini, yang pasti setelah mendengar itu, kini doa-doa tak putus dari mulut kami.
Tampilkan Semua