“Ada apa, kok berhenti.” Tanya Panji dan Bang Epps bersamaan. “Ga tau.” Jawab ku. “Sep ada apa?.” Tanya ku kini pada Usep. Usep, Asep, dan Widi hanya menggeleng sambil melemparkan pandang ke arah Pak Sakri. Pak Sakri terlihat mendatangi sebuah pohon. Bukan pohon besar, hanya pohon berukuran sedang, yang dikelilingi semak belukar dan tumbuhan lain disekelilingnya, sama layaknya pohon lain di hutan ini.
“Kulonuwon, kulo bade izin, niki kulo damel sekeluarga kulo saking Jakarta. Tolong ijinkan lewat, sampean boten nopo-nopo kok, sampean boten enten maksud nopo-nopo, sampean tensih dolanan, tolong boten diganggu.”
“(Permisi, kami ini cuma numpang lewat, tolong jangan diganggu, ini semua masih keluarga dari Jakarta, mereka kesini gak ada maksud apa-apa, cuma sedang main saja. Tolong diijinkan lewat, jangan diganggu).” Ucap Pak Sakri pada Pohon itu. Kami hanya tertegun melihatnya. Saya pribadi ini kali pertama menyaksikan kejadian seperti ini. Seseorang berbicara kepada sebuah pohon, hal yang sangat aneh untuk kami.
Pembicaraan berlangsung cukup lama, sepertinya sang penghuni tidak dengan mudahnya mengijinkan kami ke luar dari hutan ini. Setelah kurang lebih 10 menit, dan dalam ketegangan ini kami pergunakan juga, sebagai waktu untuk kami mengatur nafas. Akhirnya Pak Sakri meminta kami melanjutkan perjalanan. Sepertinya, sang penunggu pohon telah mengijinkan kami untuk pergi dari sini. Dengan kembali mengatur barisan, kami bergegas kembali menapaki jalur ini. Dalam hati ingin sekali menoleh ke arah pohon yang diajak bicara tadi, namun hati ini tak seberani keinginan, lebih baik menunduk saja, dan segera berlalu dari tempat ini.
Sejak kejadian barusan, kini perjalanan kami berlangsung normal, semua lancar tanpa hambatan. Jalur terlihat jelas, dan tidak butuh waktu berjam jam kami sudah sampai di perkebunan milik warga. Kami ambruk terduduk sambil mengucap syukur “Alhamdulilllaaaahhhhhhh ya Allaaahhh,, akhirnyaaaaaa…” teriak kami seraya melabuhkan tubuh ini di sisa lahan sempit, dipinggir kebun ini. Sampai nya kami di sini, seperti kami baru kembali ke kehidupan nyata. Seperti kembali menemukan peradaban manusia, dimana sepanjang malam tadi kami seperti berputar-putar entah dimana.
Tampilkan Semua