Prabu Aji Pramosa keheranan melihat kejadian itu. Ia cepat mencari akal. Ia melepas anak panahnya dan tepat mengenai perut naga raksasa. Seketika itu pula matilah naga raksasa itu dan hanyut ditelan ombak laut selatan.
Sesaat kemudian, muncullah seorang putri cantik dari arah timur. Putri itu berlari-lari sambil memanggil-manggil Prabu Aji Pramosa, “Prabu Aji Pramosa, ketahuilah, aku ini adalah Dewi Wasowati. Aku berada di tempat ini karena dikutuk oleh yang Mahakuasa. Berkat jasamu aku telah kembali menjadi manusia. Sebagai balas budiku, akan aku persemBahkan kepada Paduka sebuah cangkok kembang Wijayakusuma. Cangkok kembang Wijayakusuma ini tidak mungkin Paduka temukan di alam biasa. Barang diapa memiliki cangkok ini, ia akan menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa. Sang Prabu, terimalah persembahanku ini.”
Demi mendengar ucapan putri itu, gembiralah hati sang Prabu. Hatinya berdebar-debar karena riangnya. Dengan aji mantranya, Prabu Aji Pramosa mengerahkan segala kemampuan dan kekuatannya untuk mengarungi samudra yang besar gelombangnya itu. Ia ingin segera dapat menemui Dewi Wasowati untuk menerima cangkok kembang Wijayakusuma.
Sewaktu menyerahkan kembang Wijayakusuma, Dewi Wasowati berpesan kepada sang Prabu, “Prabu Pramosa, engkau menjadi saksi, ketahuilah bahwa pegunungan dan karang ini terpisah dari Pulau Jawa. Karang ini akan kuberi nama nusa yang berarti pulau. Karena di pulau ini aku telah menyerahkan kembang Wijayakusuma, aku tamBahkan nama itu dengan kembangan. Suatu waktu nanti kuharap pulau ini akan disebut orang dengan nama Nusa Kembangan.”
Setelah cangkok kembang Wijayakusuma diserahkan kepada Prabu Aji Pramosa, seketika itu juga lenyaplah Dewi Wasowati. Prabu Aji Pramosa segera melompat ke atas karang yang terhampar di sana dan segera mengayuh dayung kembali ke pantai. Karena gugup dan kurang berhati-hati, cangkok Wijayakusuma yang digenggamnya terlepas dan hanyut ditelan ombak. Ia tidak menyadari bahwa cangkok yang digengamnya telah hilang. Ia baru menyadari setelah sampai di pantai. Ia sangat terkejut dan murung karena ia tidak beruntung membawa cangkok Wijayakusuma. Akhirnya. dengan tangan hampa ia pulang ke Kediri.
Tampilkan Semua