Dengan dua bekal ini para mubaligh dapat menjalankan tugasnya dengan kesabaran, keikhlasan, penuh kesadaran dan kehati-hatian. Kesepuluh, beramar ma’ruf nahy munkar. Saat ini kemaksiatan dan kemungkaran telah merajalela di mana-mana. Tontonan jadi tuntunan, demikian sebaliknya tuntunan jadi tontonan.
Korupsi, suap, kolusi, nepotisme adalah bagian dari kemungkaran dan kemaksiatan yang sangat dilarang oleh agama mana pun di muka bumi serta akan mendapat laknat Allah SWT. Padahal kondisi seperti itu sudah merata di seluruh lini kehidupan dan amat sedikit yang mencegahnya dari perbuatan munkar.
Sungguh beruntung orang berbuat amar ma’ruf Nahi Munkar, Allah SWT berfirman,” “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka! di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali ‘Imran: 110).
Rasulullah SAW bahkan memerintahkan kita untuk ber amar ma’ruf nahi munkar, “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Beliau juga melalui hadist riwayat At Tirmidzi bersabda,”Demi Allah yang jariku berada di dalam genggamannya, kamu harus menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran atau kalau tidak, pasti Allah akan menurunkan siksa kepadamu kemudian kamu berdoa, maka tidak diterima doa darimu.”
Nabi Muhammad SAW mengingatkan, “Sesunguhnya jika melihat manusia berbuat jahat dan tidak mereka cegah. Hampir-hampir Allah akan meratakan siksa atau adzabnya kepada mereka.” (HR Abu Dawud).
Tampilkan Semua